What’s in it for me?

Mengubah perilaku orang lain atau kelompok lain menjadi mimpi basah profesional komunikasi. Rahasia terbesar bagi mereka yang terlempar dan terjebak harus belajar ilmu komunikasi. Walaupun terdapat ratusan teori tentang perubahan perilaku, namun berapa kampanye yang gagal atau capaiannya jauh dari harapan yang dirumuskan dalam tujuan.

Mari kita berandai-andai saya ingin anda membaca blog saya, ketika anda membaca tulisan ini, apakah saya sudah berhasil? Sudah jika tujuan saya membuat anda membaca blog saya. Belum, kalau tujuan saya adalah membuat anda membaca lebih banyak buku dan melakukan penelitian setelah membaca tulisan saya. Nah, disini formulasi tujuan menjadi penting.

Tujuan yang baik adalah yang SMART: Specific, Measurable, Attainable, Relevant, dan Time-Bound.

Misal, saya merumuskan tujuan saya menulis blog adalah agar visibilitas saya di dunia maya semakin tinggi. Benar ini adalah tujuan, tapi bukan tujuan yang baik sehingga saya bisa membuat strategi komunikasi untuk blog saya. Apa gunanya jika visibilitas saya naik semakin tinggi tetapi 100 tahun lagi?

Saya harus merevisi tujuan saya agar SMART: Selama 1 tahun, saya akan memperoleh 100 teman yang mau berdiskusi di blog saya tentang ilmu komunikasi.

Coba bandingkan tujuan 1 dan 2, menurut anda apa perbedaannya? Apa keuntungan bagi anda jika anda membuat tujuan dengan SMART? Salah satu konsep penting dalam berkomunikasi adalah selalu berorientasi pada audiens, What’s in it for the audience? Untuk anda saya menawarkan sedikit wawasan yang harus kita perluas bersama-sama. Salam.